Mungkin selama ini kita mengenal bahwa katana dari Jepang adalah
pedang yang paling tajam di dunia. Namun kenyataannya pedang yang paling
tajam adalah Pedang Damaskus (Damascus Sword).
Pedang Damascus ini sangat kuat tapi tetap fleksibel sehingga ujung
pedangnya dapat ditekuk sampai gagang pedang. Pedang ini juga sangat
tajam sehingga dapat memotong pedang eropa dengan mudah, bahkan
dikatakan dapat memotong sehelai sutra yang dijatuhkan ke tanah. Ciri
Khas Pedang Damascus adalah Pattern/Pola Tanda Air Dipermukaannya, mirip
dengan Keris Indonesia/Pedang Jepang (Namun Tanda Air pada Baja
Damascus bukan karena teknik lipatan logam).
Penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ilmuwan dari University of Dresden, mengungkap sebuah rahasia yang luar biasa yaitu keberadaan carbon nanotubes. Ternyata tanpa disadari, pembuat pedang ini menggunakan teknologi nano ketika menempa pedang. Sayangnya, teknik pembuatan pedang ini menghilang di abad ke-18.
Pada perang salib, pasukan Eropa dikejutkan oleh pedang yg dimiliki
oleh pasukan Arab dan Persia karena dapat dengan mudah menembus baju
zirah pasukan crusader, bahkan mampu membelah tameng.
Nanoteknologi mencakup pengembangan teknologi dalam skala nanometer,
biasanya 0,1 sampai 100 nm (satu nanometer sama dengan seperseribu
mikrometer atau sepersejuta milimeter). Istilah ini kadangkala
diterapkan ke teknologi sangat kecil. Ruang lingkupnya juga sangat luas,
bisa merambah ke berbagai bidang seperti kedokteran,robotik,
fisika,dll. Sedangkan carbon nanotubes merupakan ikatan carbon yang
berbentuk silinder dengan diameter 4 nanometer (1 nano=1/1.000.000.000).
Material yang digunakan bernama wootz steel, kaya akan kandungan
carbon nanotubes. Material ini katanya diimpor dari India, dan pembuatan
pedang damascus terhenti karena habisnya material ini.
Tapi apa itu nanotubes? Dilihat dari asal katanya nano yang adalah
ukuran, yaitu 1 nanometer sama dengan 1 per satu milyar meter. Anda
bisa membayangkan betapa sungguh sangat kecil itu. Tube adalah suatu
bentuk seperti pipa, lihat gambar di atas (dalam dunia engineering istilah
tube tidak sama dengan pipa). Carbon nanotubes adalah struktur lain
dari atom karbon yang sama dengan atom karbon pada grafit yang sering
kita temui sebagai bahan ujung pensil. Dan sama juga dengan atom karbon
pada diamond. Dengan kata lain perbedaaannya hanya ada pada struktur
kristalnya.
Lalu apa hubungangannya dengan ketangguhan dan ketajaman pedang?
Carbon nanotube mempunyai karakter yang luar biasa, kekuatannya 20-30
kali kekuatan baja paling kuat, demikian juga dengan kekerasannya. Jadi
jika misalnya seutas kawat dengan diameter sekian milimeter mampu
menahan sepenuhnya tubuh satu orang unuk menggantungkan diri dari sebuah
helikopter, maka hanya dibutuhnya kawat nanotubes dengan luas penampang
1/20 dari luas penampang baja tadi. Put another way, dengan luas
penampang yang sama, kawat carbon nanotube dapat menahan kurang lebih 20
kali beban yang mampu ditahan kawat baja tadi.
Baja pada umumnya mempunyai fasa dominan yang disebut ferit yang
sifatnya lunak. Namun pada baja pedang damaskus, terdapat struktur
(fasa) carbon nanotubes yang sangat kuat. Stuktur carbon nanotube tadi
terdistribusi tertentu di dalam ferit, sedemikian hingga menghasilkan
kombinasi sifat akhir yang sangat luar biasa. Itulah pedang yang
ditakuti para ksatria Eropa beratus-ratus tahun.
Dan sampai saat ini belum ada scientists yang bisa menemukan
bagaimana cara membuat carbon nanotubes dalam struktur mikro baja.
Termasuk bagaimana membuat pedang damaskus dengan struktur yang sama
seperti aslinya. Pelajaran penting dan mencengangkan lainnya adalah,
dengan pengalaman ternyata suatu masyarakat bisa menciptakan sesuatu
karya yang elegan, bahkan bisa dibilang melebihi sejarah pengetahuan itu
sendiri. Luar biasa!
Baja Damaskus adalah material legendaris dari baja yang mempunyai
sifat superplastis (kemampuan untuk mengalami deformasi tetap tanpa
retak hingga 1000%).
Dengan sifat yang unik ini maka baja Damaskus banyak digunakan
sebagai material untuk membuat pedang dan senjata. Menurut mitos senjata
yang dibuat menggunakan Baja Damaskus tidak akan pernah tumpul atau
patah. Selain memiliki sifat superplastis baja Damaskus juga mempunyai
ciri khas yaitu adanya pola air (watermarking) pada permukaannya.
Baja Damaskus dibuat pertama kali di India dan kemudian berkembang
sampai Suriah. Nama Damaskus sendiri diberikan oleh bangsa Barat yang
terlibat Perang Salib dan menjumpai senjata yang berbahan baja Damaskus
di kota Damaskus, Suriah.
Pedang Damaskus pernah digunakan oleh pemimpin muslim Salahuddin
al-Ayyubi pada Perang Salib III melawan Tentara kristen yang di pimpin
Richard The Lionheart. Helm dan baju zirah Salahuddin (lempengan
logamnya) juga terbuat dari baja/logam Damaskus.
0 komentar:
Posting Komentar